Membangun respek, ini dia persoalan utamanya. Respek tdk bs diinstruksikan. Respek sama dengan cinta, cinta tdk bs di instruksikan. Respek, serta akhlak baik tidak bisa dibentuk dengan instruksi. Mis. Diperusahaan2 besar customer service bukan main ramah dan respek nya pd customer, akan tetapi ketika jam kantor sdh selesai mereka berbaur dengan masyarakat atau berada dirumahnya, mereka merupakan sosok yg kasar dan sinis. Dikantor mereka ramah dan sopan adalah karena instruksi sop dan cctv. Itu bukan lah respek. Respek, akhlak baik, harus masuk merupakan pmv yg berada "didalam" hati semua karyawan. Perusahaan2 besar kelas dunia, karakter baik merupakan pmv internal para karyawannya, Kita ambil lah contoh seperti ikea, mungkin gramedia dll. Karyawan itu digerakkan bukan oleh sop/regulasi tetapi oleh nilai internal mereka sendiri. Itulah kekuatan pemimpin, semisal ingmar kampfraad Ikea, Jakob Oetama Gramedia. TP Rakhmat, Tan Sri Thaher dll. Pemimpin adalah guru yg mentransformas...