Membangun respek, ini dia persoalan utamanya. Respek tdk bs diinstruksikan. Respek sama dengan cinta, cinta tdk bs di instruksikan.
Respek, serta akhlak baik tidak bisa dibentuk dengan instruksi. Mis. Diperusahaan2 besar customer service bukan main ramah dan respek nya pd customer, akan tetapi ketika jam kantor sdh selesai mereka berbaur dengan masyarakat atau berada dirumahnya, mereka merupakan sosok yg kasar dan sinis. Dikantor mereka ramah dan sopan adalah karena instruksi sop dan cctv. Itu bukan lah respek.
Respek, akhlak baik, harus masuk merupakan pmv yg berada "didalam" hati semua karyawan. Perusahaan2 besar kelas dunia, karakter baik merupakan pmv internal para karyawannya, Kita ambil lah contoh seperti ikea, mungkin gramedia dll. Karyawan itu digerakkan bukan oleh sop/regulasi tetapi oleh nilai internal mereka sendiri. Itulah kekuatan pemimpin, semisal ingmar kampfraad Ikea, Jakob Oetama Gramedia. TP Rakhmat, Tan Sri Thaher dll. Pemimpin adalah guru yg mentransformasi PMV bagi semua karyawannya. Pemimpin seperti ini lah yg berkembang. PMV yg disosialisasikan lewat sistem akan berhasil juga, tapi akan kalah dengan PMV yg disebarkan oleh guru (pemimpin yg baik).
Kita bs merasakan atmosphere Ikea dibanding dengan yg sejenis. Kempinski dengan Sultan. Carrefour dengan Lotte. Dll. Pemimpin yg besar dia lah pmv itu sendiri. Pemimpin yg tdk besar, PMV respek berada didalam sebuah buku yg berjudul buku SOP. Baik lah sekarang kembali ke pertanyaan, bagaimana membangun respek di organisasi, kantor, komunitas dll ?
Jawaban nya tdk satu cara, tapi semua cara digunakan. Seperti pemain Golf. Seorang pemain golf memiliki beberapa stick golf, yg digunakan nya sesuai posisi bola, jarak, tingkat kesulitan, di pasir dan dirumput. Dia bs memakai 5 sd 7 stick. Begitulah pemimpin menginternalisasikan pmv didiri karyawan nya. Tentu syarat utamanya adalah si pemimpin harus lah 7 nd itu sendiri.
Jd sebenarnya pemimpin perusahaan/organisasi adalah mesti seorang "guru"
Apalagi pemimpin bangsa, kepala negara.
Tdk ada jalan lain, Kita harus menjadi respek itu sendiri. Kita harus menjadi akhlak itu sendiri.
YM ABU
24 Juli 2016
Grup BKK Muhasabah
Comments
Post a Comment