*Berani Tampil Sama*
Berani tampil beda, adalah doktrin yang sangat mendunia di dunia 20 tahun belakangan ini (atau mungkin lebih). Di antara akibat dari cara berpikir ini adalah lahirnya orang-orang yang suka mencari sensasi; berpakaian, berbicara, berpikir dengan cara yang tidak lazim. Untuk apa? "Supaya beda", tidak jelas juga untuk apa sebenarnya. Perlu kah tampil beda? Bila kita hadapkan kepada Alquran, yang penting bukanlah menjadi berbeda, yang penting adalah *menjadi baik.*
Di Medan, ada istilah populer "Jangan Cuman Jago Kandang", yakni jangan hebat hanya di kandang. Pernah YM. Abu mengomentari statement ini, beliau bertutur, kira² seperti ini: "Memangnya kalau jago kandang kenapa rupanya? *Kita tidak ingin jago, kita hanya ingin bermanfaat.* Tidak penting apakah kita jago kandang, jago tandang, ataupun tidak jago keduanya, yang penting adalah menjadi orang baik."
Harus senantiasa dikumandangkan pertanyaan: "Apakah ini baik? Apakah ini bermanfaat? Apakah ini akan menyakiti? Apakah ini tulus?" Bisa dipastikan, bila semua orang benar-benar bertanya akan hal ini sebelum melakukan apapun, populasi pencari sensasi, ataupun jumlah orang aneh di dunia akan menurun. Ketika diri hanya dibebani untuk menjadi orang berbakti pada Tuhan, kebutuhan akan pujian, hasrat tampil beda akan menurun drastis, dan dia tidak akan keberatan untuk menjadi tak berbeda.
Kalu kita lihat Nabi saw, sebenarnya demikian juga, disebutkan dalam beberapa riwayat bahwa jika ada orang yang baru masuk Islam, orang tidak tau yang mana Nabi saw, karena Nabi saw tidak mencolok; duduknya bersama-sama, bergurau bersama, berpakaian dan makan yang sama, dst. Satu-satunya hal yang membuat Nabi saw mencolok dari orang lain pada zamannya adalah Keislaman beliau, yang itu sendiri pun merupakan tuntutan Tuhan untuk menyebarkan Islam. Bisa diperkirakan, Nabi saw adalah orang yang memilih untuk tidak mencolok, dengan perkataan lain, tidak ingin tampil beda, hanya ingin berbuat baik, memilih menjauh dari popularitas, *berani tampil sama.*
YM Ustaz
10/07/2020
20.43 WIB
WAG Diskusi AFAS
Comments
Post a Comment