Skip to main content

Pengumpatan

*Pengumpatan*

Pengumpatan, atau pergunjingan, diistilahkan dalam QS. 49: 12 sebagai "memakan bangkai saudaramu." Namun, tetap saja orang banyak mengumpat, asyik dalam kunyahan demi kunyahan daging manusia yang mereka gosipkan. Mungkin mudah untuk menghindari mengumpat orang yang tidak kita benci, tapi biasanya manusia cenderung larut dalam mengumpat orang yang dibencinya; yang telah merugikannya! Sebut saja misalnya mantan boss kita yang sangat pemarah, yang ketahuan korupsi (rasuah) pula. Bertahun, bahkan kadang sudah belasan tahun berlalu, membicarakan mantan boss yang jahat itu tetap terasa sangat lezat! Akhirnya, tak jarang kita meninggalkan produktivitas kita, meninggalkan karya nyata, untuk sekedar menyantap daging mantan boss kita dalam meja pergunjingan yang lezat itu.

Dalam hadis telah disebutkan secara tegas bahwa di antara tanda kebaikan keislaman seseorang ialah ia meninggalkan segala sesuatu yang tak bermanfaat baginya! Agaknya, membicarakan orang lain hanya dibolehkan untuk mengambil keputusan, atau menjadi pengingat agar kita tak terjerumus pada kesalahan yang sama. Namun seringkali, karena kebencian yang luarbiasa, kita masih menjadi penyantap daging orang yang kita benci. Mungkin dulu kita berada di suasana menegangkan yang menyebabkan kita perlu cepat mengambil keputusan untuk menjauhi seseorang, namun di masa kini yang kita sudah tak memiliki kaitan dengannya, kita masih terlalu terlalu terlalu asyik mengumpat-gunjing karena dengki yang luarbiasa! Tidak kah kita sadar, jika melakukan yang demikian, Tuhan pun tetap akan menghukum kita, dengan hukuman yang berat pula! Yaitu hukuman para pegunjing! Silahkan lihat di internet tentang hukuman bagi para pengumpat-pegunjing.

Akhirnya, menjadi manusia muslim itu sangat membahagiakan. Mengumpat tak boleh, bergunjing tak diizinkan, kalau begitu; opsi yang tersedia hanyalah bersukacita dalam bingkai ketuhanan! Seharusnya, komunitas yang tidak ada pergunjingan akan mencetak semakin banyak orang bahagia, orang berilmu, dan ahli ibadah, karena tidak diizinkan adanya majelis pergunjingan, maka yang ada hanya majelis kebahagiaan, majelelis keilmuan, dan majelis ketuhanan. Maka, periksalah komunitas kita, apakah masih tinggi pergunjingan di sana? Walau menggunjingkan orang jahat? Kalau masih, kenanglah perkataan YM. Abu bahwa *tak akan turun rahmat pada kaum yang suka bergunjing, meskipun itu ialah kaum majelis zikir.* Hentikan kebencian, mulai kebahagiaan, mulai mencari ilmu, mulai mendekatkan diri pada Tuhan, mulai mengasihi sesama. Hentikan pergunjingan dan pengumpatan!

YM Ustadz 
23/03/2022
23:37 Wib

Comments

Popular posts from this blog

KUMPULAN FATWA" YM ABU dan YM USTADZ

Silahkan Abang" dan Kakak" diprint KUMPULAN FATWA" YM ABU dan YM USTADZ sebagai alat cermin diri agar kita selalu ada dalam REL AKHLAKUL KARIMAH , 😊😊😊🙏🙏🙏 Download file pdf

Bisa Diajarin (Teachable)

*Repost Fatwa YM*  ----------------------------- *Ustadz.* ------------- *Bisa Diajarin (Teachable)* Steve Jobs, mantan CEO Apple, yang dipandang sebagai salah satu tokoh teknologi terbesar di zamannya pernah mengungkapkan ungkapan yang begitu indah: "Stay Hungry, Stay Foolish." Yang kalau secara harfiah (literal) berarti "Tetaplah lapar dan tetaplah bodoh." Adapun konteks pernyataan tersebut ialah: Jangan berhenti belajar. Maulah diajarin. Jadilah bisa diajarin. Become teachable.  Kalau saya ingin menambahkan ungkapan Steve Jobs: "Stay young. Stay Junior." Atau, "Tetaplah muda dan jadilah junior selamanya." Ketika kita masih muda, junior dan baru belajar; kita siap dimarahi, siap letih, siap bekerja keras, dan siap untuk belajar dari pengalaman. Itu sebabnya, jangan merasa senior, karena biasanya senior itu malas belajar dan nggak mau diajarin (unteachable)! Karena merasa dirinya serba tau dan serba cukup! Itu sebabnya biasanya orang gagal dalam...

*Berani Tampil Sama*

*Berani Tampil Sama* Berani tampil beda, adalah doktrin yang sangat mendunia di dunia 20 tahun belakangan ini (atau mungkin lebih). Di antara akibat dari cara berpikir ini adalah lahirnya orang-orang yang suka mencari sensasi; berpakaian, berbicara, berpikir dengan cara yang tidak lazim. Untuk apa? "Supaya beda", tidak jelas juga untuk apa sebenarnya. Perlu kah tampil beda? Bila kita hadapkan kepada Alquran, yang penting bukanlah menjadi berbeda, yang penting adalah *menjadi baik.* Di Medan, ada istilah populer "Jangan Cuman Jago Kandang", yakni jangan hebat hanya di kandang. Pernah YM. Abu mengomentari statement ini, beliau bertutur, kira² seperti ini: "Memangnya kalau jago kandang kenapa rupanya? *Kita tidak ingin jago, kita hanya ingin bermanfaat.* Tidak penting apakah kita jago kandang, jago tandang, ataupun tidak jago keduanya, yang penting adalah menjadi orang baik." Harus senantiasa dikumandangkan pertanyaan: "Apakah ini baik? Apaka...