Skip to main content

Mafia Hari Raya

FATWA YM MURSYID YAKF:
*Mafia Hari Raya*

Musim bulan syawal ini, premanisme khususnya pemerasan, penodongan (fait accompli) banyak terjadi. Mulai dari rumah-rumah (terutama rumah yang besar) dikunjungi orang-orang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, belum lagi orang memaksa masuk, kemudian memaksa meminta dilayani; untuk diberi makan, bahkan tak jarang meminta diberikan uang. Anak, suami, istri, keponakan, menantu, bahkan mertua dan orangtua, semuanya diseret, ditarik secara paksa untuk berkunjung ke tempat lain.

Tak berhenti sampai di situ, untuk menyempurnakan rangkaian kegiatan pemaksaan, pemerasan dan premanisme (mafia) itu; disempurnakan segala kegiatan itu dengan foto bersama, dimasukkan ke dalam social media seperti Instagram dan lain sebagainya dengan caption: "Kebahagiaan berhari raya." Ya, benar-benar bahagia saya pikir, benar-benar kebahagiaan yang palsu. Senyum bersama dalam foto, esoknya di dunia nyata saling cakar-cakaran gigit-gigitan, dan satu negara ini mendamba-dambakan bahagia yang dusta itu.

Sebenarnya kalau kita lihat, tradisi hari raya di negara kita (Indonesia, Malaysia) sangat dipengaruhi oleh tradisi Eropa dalam melaksanakan perayaan mereka, dalam hal ini Natal dan Halloween. Umpamanya pemberian uang hari raya kepada anak-anak kecil di musim Syawal ini sangat mirip dengan tradisi "Trick or Treat" pada perayaan Halloween di negara-negara barat. Halloween sebenarnya adalah perayaan suci kristen barat, namun kini sudah menyeleweng menjadi tradisi orang beramai-ramai berkostum hantu, lalu pergi ke rumah-rumah untuk meminta permen dan gula-gula.

Biasanya yang berkeliling meminta permen dan gula-gula ialah anak-anak, dengan kostum hantu mereka. Mereka ketuk pintu rumah tetangga mereka, ketika dibuka pintunya, mereka berkata "Trick or treat!", dan tuan rumah pun akan memberikan mereka permen dan gula-gula. Bukan kah ini sangat mirip, di negara kita dimana anak-anak tetangga ataupun saudara-sepupu kita, mengetuk-ngetuk pintu rumah kita, lalu meminta THR? Dan ini dianggap wajar? Kita benar-benar telah menjadikan hari raya kita mirip dengan hari raya barat, dan kita didik anak-anak kita untuk menjadi pemeras, preman, mafia. Tepuk tangan.

Hebatnya, segala tindakan pemerasan, penodongan, kebahagiaan palsu, dan penyelewengan makna suci hari raya ini, dilakukan atas nama keluarga, persaudaraan dan hubungan darah. Bisa dibayangkan jika kita yang keletihan menolak kunjungan para saudara, keluarga dan sepupu kita, yang tak berlebih-lebihan kita sebut sebagai mafia hari raya, apa yang akan terjadi? Mereka akan mengata-ngatai kita sombong, tidak mau bersaudara, merasa sudah hebat, sok suci, dan lain sebagainya! Benar-benar sistematik dan massive (massal) kita menciptakan generasi mafia (preman). Tepuk tangan sekali lagi!

Hari raya itu seharusnya hari kesucian. Imam Syafi'i bahkan berpendapat, malam Idul Fitri termasuk 1 dari 5 malam yang derajat keberkatannya setingkat di bawah level keberkatan malam Lailatul Qadar; kini dinodai dengan kembang api, mercon, dan minta uang. Seharusnya malam hari raya itu diisi dengan takbir dan zikir. Hari raya itu seharusnya tidak meninggalkan salat zuhur dan asar berjamaah, kini semuanya diganti dengan kunjungan pemerasan ke rumah keluarga. Hebat sekali, sekali lagi tepuk tangan yang lebih keras atas kemampuan kita melecehkan kesucian hari raya!

Kunjung-mengunjungi, silaturrahim di malam maupun di hari raya, memang dianjurkan. Apalagi jika diwarnai dengan saling memberi hadiah dan saling berbagi makanan; atau bahkan menjamu makan, bukan main keutamaan dan pahalanya itu, sudah pasti. Namun, perlu dipastikan bahwa kunjung-mengunjungi ini memang terjadi oleh orang yang memang ingin mengunjungi dan ingin dikunjungi. Hari ini, kunjung-mengunjungi terjadi lebih karena formalitas; dia saudaraku, keponakanku, maka aku harus ke sana. Memangnya kalau dia saudaraku, keponakanku, aku nggak ke sana kan tidak apa-apa? Memangnya kenapa kalau yang kita kunjungi tidak ada hubungan darah dengan kita? Apakah ia akan mengurangi keutamaan silaturrahim dan kemuliaan hari raya? Saya duga tidak.

Sebaliknya, kunjung-mengunjung paksa yang diwarnai dengan selfie-selfie dan foto-foto munafik itu, walaupun terhadap keluarga, walaupun terhadap saudara kandung, menurut saya itu lah yang justru melecehkan kemuliaan silaturrahim hari raya, jika yang dikunjungi dan yang mengunjungi tidak ridha dan tidak ikhlas! Bravo! Eureka! Selamat berbahagia! Pahala puasa dan ibadah sebulan ramadan penuh itu, dengan hebat, cepat, sistematik, dan penuh percaya dirinya kita gugurkan secara cepat. Luar biasa! Tepuk tangan yang paling meriah untuk satu fakta dan realita yang menggetarkan dan mencengangkan ini!

Saran: Berhari raya lah secara wajar. Kunjungi orang-orang yang memang hati ingin kunjungi. Undang orang-orang yang memang hati ingin mengundang. Persiapkan makanan dan hadiah pada mereka yang memang ingin kita sambut. Dan permisi terlebih dahulu kepada orang sebelum kita kunjungi, walau ia orang yang sangat dekat sekalipun, jangan langsung datang ke rumah orang lain dengan membawa penuh keluarga kita, itu zalim, zalim, zalim! Jangan tinggalkan salat berjamaah. Jangan memaksa meminta uang hari raya. Hormati manusia. Jangan suka mengatasnamakan kekeluargaan. Jangan suka jaim (jaga standard). Jadilah orang rendah hati, kenang ramadan yang baru saja berlalu.

YM Ustaz
2/5/2022
18:46 WIB

Comments

Popular posts from this blog

KUMPULAN FATWA" YM ABU dan YM USTADZ

Silahkan Abang" dan Kakak" diprint KUMPULAN FATWA" YM ABU dan YM USTADZ sebagai alat cermin diri agar kita selalu ada dalam REL AKHLAKUL KARIMAH , 😊😊😊🙏🙏🙏 Download file pdf

Bisa Diajarin (Teachable)

*Repost Fatwa YM*  ----------------------------- *Ustadz.* ------------- *Bisa Diajarin (Teachable)* Steve Jobs, mantan CEO Apple, yang dipandang sebagai salah satu tokoh teknologi terbesar di zamannya pernah mengungkapkan ungkapan yang begitu indah: "Stay Hungry, Stay Foolish." Yang kalau secara harfiah (literal) berarti "Tetaplah lapar dan tetaplah bodoh." Adapun konteks pernyataan tersebut ialah: Jangan berhenti belajar. Maulah diajarin. Jadilah bisa diajarin. Become teachable.  Kalau saya ingin menambahkan ungkapan Steve Jobs: "Stay young. Stay Junior." Atau, "Tetaplah muda dan jadilah junior selamanya." Ketika kita masih muda, junior dan baru belajar; kita siap dimarahi, siap letih, siap bekerja keras, dan siap untuk belajar dari pengalaman. Itu sebabnya, jangan merasa senior, karena biasanya senior itu malas belajar dan nggak mau diajarin (unteachable)! Karena merasa dirinya serba tau dan serba cukup! Itu sebabnya biasanya orang gagal dalam...

*Berani Tampil Sama*

*Berani Tampil Sama* Berani tampil beda, adalah doktrin yang sangat mendunia di dunia 20 tahun belakangan ini (atau mungkin lebih). Di antara akibat dari cara berpikir ini adalah lahirnya orang-orang yang suka mencari sensasi; berpakaian, berbicara, berpikir dengan cara yang tidak lazim. Untuk apa? "Supaya beda", tidak jelas juga untuk apa sebenarnya. Perlu kah tampil beda? Bila kita hadapkan kepada Alquran, yang penting bukanlah menjadi berbeda, yang penting adalah *menjadi baik.* Di Medan, ada istilah populer "Jangan Cuman Jago Kandang", yakni jangan hebat hanya di kandang. Pernah YM. Abu mengomentari statement ini, beliau bertutur, kira² seperti ini: "Memangnya kalau jago kandang kenapa rupanya? *Kita tidak ingin jago, kita hanya ingin bermanfaat.* Tidak penting apakah kita jago kandang, jago tandang, ataupun tidak jago keduanya, yang penting adalah menjadi orang baik." Harus senantiasa dikumandangkan pertanyaan: "Apakah ini baik? Apaka...