*Bukan Sekedar Kebersihan* Mari merenung: Ada seorang tukang bangunan, ia selalu menyapu lokasi pembangunannya (_worksite_) setiap selesai bekerja, kemudian peralatan kerjanya seperti cangkul, palu (hammer), bor (drill), paku semuanya dia letakkan di 1 tempat dengan rapi agar besok ketika memulai bekerja ia bisa mudah menemukan peralatannya. Kemudian saat ia bekerja, ia kerjakan dengan cantik dan rapi, ia tak bisa menerima jika ada hasil kerja yang kurang bagus. Ia rela bongkar ulang lagi demi hasil yang terbaik. Mari renungkan: Apa akar atau dasar dari perilaku si tukang bangunan? Contoh lain: Seorang tukang jahit, setiap selesai menjahit ia bersihkan mesin jahitnya, ia minyaki mesin jahitnya, lalu ia simpan peralatan jahit seperti gunting, meteran (pengukur badan) di satu tempat yang sama dengan rapi. Lalu saat ia menjahit, ia kerjakan dengan baik, jika ada yang kurang pas ia bongkar ulang, dan demi menepati janjinya kepada pelanggan ia rela lembur sampai malam agar memberikan jahita...
*Mengaji Untuk Mengaji VS Mengaji Untuk Mengubah* Setelah selesai menunaikan salat Jumat, coba tanya pada khatib yang tadi bertugas: "Mengapa anda berkhutbah?" Kira² apa jawaban yang akan kita dengar? Untuk memenuhi rukun salat Jumat, untuk menggugurkan kewajiban, karena ditugaskan pengurus masjid setempat, dan lain-lain. Adakah yang akan berkata: Karena saya ingin mengubah jamaah saya? Atau karena saya ingin mengurangi penderitaan hidup jamaah saya? Mungkin ada, tapi dari 100 orang seberapa banyak? Mungkin 5? Atau 3? Atau 1? Atau 0? Tentu saja khutbah Jumat adalah ibadah wajib demi menunaikan perintah Allah, itu kita setuju. Tapi coba renungkan, apa alasan Allah Swt mensyariatkan wajibnya ada khutbah Jumat? Tentu saja untuk mengubah orang lain! Allah Swt menghendaki orang yang suka judi online berhenti, Allah Swt menghendaki orang yang biasa membelanjakan hartanya dengan boros berhenti, Allah Swt menghendaki seorang anak merasa damai di rumahnya karena kini ayahnya tidak pem...